Nama : Fauzi Nurul Huda
NIM : 115090008
1. Definisi Elektronika Daya
Elektronika Daya merupakan salah satu bidang ilmu yang
mempelajari dan membahas aplikasi elektronika yang berkaitan dengan peralatan listrik yang berdaya cukup besar.
Berbagai macam peralatan dan aplikasi
nyata di industri yang menggunakan
sumber listrik memiliki kapasitas daya yang sangat besar seperti motor listrik,
pemanas, pendingin, fun, kompresor, pompa, conveyor dan aplikasi-aplikasi
lainnya.
2. Jenis-jenis Thyristor
Thyristor merupakan devais semikonduktor 4 lapisan
berstruktur pnpn dengan tiga pn-junction. Devais ini memiliki tiga terminal
yaitu anode, katode, dan gerbang.
Thyristor biasanya digunakan sebagai saklar/bistabil, beroperasi antara keadaan
non konduksi ke konduksi. Pada banyak aplikasi thyristor dapat diasumsi sebagai
saklar ideal, akan tetapi dalam prakteknya thyristor memiliki batasan dan
karakteristik tertentu. Jenis-jenis thyristor yaitu :
• Silicon
Controlled Rectifier (SCR)
SCR adalah dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali.
SCR atau Thyristor masih termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik
yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate (G). SCR
sering disebutTherystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR
terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN
Trioda. Simbol SCR :
• Fast-Switching
Thyristor
Biasanya thyristor ini digunakan pada penerapan teknologi
pensaklaran kecepatan tinggi dengan forced-commutation. Thyristor jenis ini
memiliki waktu turn off yang cepat, umumnya dalam 5 sampai 50 µs bergantung
pada daerah tegangannya. Tegangan jatuh forward pada keadaan on bervarasi
kira-kira seperti fungsi invers dari trun off time tq, dikenal juga sebagai
thyristor inversi.
• Gate-Turn-Off
Thyristor (GTO)
Gerbang ini dapat dihidupkan dengan memberikan sinyal
gerbang positif dan dapat dimatikan dengan memberikan gerbang sinyal negative.
GTO dihidupkan dengan memberikan sinyal pulsa pendek positif pada gerbang dan
dimatikan dengan memberikan sinyal pulsa pendek negative pada gerbang. GTO
memiliki penguatan rendah selama turn-off dan memerlukan pulsa arus negative
yang relative besar untuk turn-off. Tegangan keadaan on untuk rata-rata GTO 550
A, 1200 V besarnya 3,4 V.
• Bidirectional
Triode Thyristor (TRIAC)
Triac dapat dianggap sebagai dua buah SCR dalam struktur
kristal tunggal, dengan demikian maka Triac dapat digunakan untuk melakukan
pensaklaran dalam dua arah (arus bolak balik, AC).
• Reverse-Conducting
Thyristor (RCT)
Suatu RCT dapat dipandang sebagai suatu kompromi antara
karakteristik devais dan kebutuhan dari rangkaian RCT dapat dianggap sebagai
suatu thyristor dengan built-in diode
anti paralel. RCT juga dikenal sebagai aymmetrical thyristor (ASCR). Tegangan
forward blocking berfariasi antara 400 sampai dengan 2000 V dan rating arus
bergerak hingga 500 A. Tegangan blocking reverse biasanya sekitar 30 sampai
dengan 40 V. karena rasio arus maju yang melalui thyristor terhadap arus
reverse dari diode tetap untuk suatu devais, aplikasinya dibatasi oleh
perancangan rangkaian tertentu.
• Static
Induction Thyristor (SITH)
SITH biasanya dihidupkan dengan memberikan tegangan gerbang
positif seperti thyristor biasa dan dimatikan dengan memberikan tegangan
negatif pada gerbangnya. SITH merupakan devais dengan pembawa muatan minoritas.
Akibatnya, SITH memiliki resistansi/tegangan jatuh keadaan on yang rendah dan
dapat dibuat dengan rating tegangan dan arus yang lebih tinggi.SITH memiliki
kecepatan switching yang tinggi dengan kemampuan dv/dt dan di/dt yang tinggi.
Waktu switchingnya berada pada orde 1 sampai dengan 6 µs. Rating tegangan dapat
mencapai 2500 V dan rating arus dibatasi 500 A. Devais ini sangat sensitive
terhadap proses produksi, gangguan kecil pada proses produsi akan menghasilkan
perubahan yang besar pada karakteristik devais.
• Light-Activated
Silikon-Controlled Rectifier (LASCR)
LASCR digunakan untuk pemakaian arus dan tegangan yang
tinggi. LASCR menyediakan isolasi elektris penuh antara sumber cahaya
pen-trigger dan devais switching dari converter daya, dengan potensial
mengambang tinggi hingga beberapa kilovolt. Rating tegangan dari LASCR dapat
setinggi 4 kV, 1500 A dengan daya cahaya pen-trigger kurang dari 100 mW. Di/dt
yang umum adalah 250 A/µs dan dv/dt dapat setinggi 2000 V/µs.
•
FET-Controlled Thyristor (FET-CTH)
Devais ini mengkombinasikan MOSFET dan Thyristor secara
paralel. Jika tegangan tertentu diberikan pada pada gerbang dari MOSFET
biasanya, 3 V arus pen-trigger dari thyristor akan dibangkitkan secara
internal.
• MOS-Controlled
Thyristor (MCT)
MOS Controlled Thyristor (MCT) adalah tegangan yang
sepenuhnya dikontrol thyristor. MCT
serupa yang beroperasi dengan thyristor GTO, tetapi telah dikendalikan dengan
terisolasi tegangan gerbang.MCT dapat beroperasi sebagai devais yang dikontrol
oleh gerbang jika arusnya lebih kecil dari arus maksimum yang dapat dikontrol.
Usaha untuk membuat MCT off pada arus yang melebihi itu akan mengakibatkan
kerusakan devais, untuk arus yang tinggi thyristor harus dimatikan sebagaimana
thyristor biasa.
3. Thyristor ON
Suatu thyristor dihidupkan dengan meningkatan arus anoda.
Hal ini dapat dicapai dengan salah satu langkah berikut.
• Panas.
Jika suhu thyristor cukup tinggi,akan terjadi peningkatan jumlahpasangan
elektron-hole,sehingga arus bocor meningkat. Peningkatan ini akan menyebabkan α
1 dan α 2 meningkat.karena aksi regeneratif akan menuju ke nilai satuan dan
thyristor mungkin akan on. Cara ini dapat menyebabkan thermal runaway dan
biasanya dihindari.
• Cahaya.
Jika cahaya diizinkan mengenai sambungan thyristor, pasangan elektron-hole akan
meningkat dan thyristor mungkin akan on.Cara ini dilakukan dengan membiarkan
cahaya mengenai silicon wafer dari thyristor.
• Tegangan
Tinggi. Jika tegangan forward anode ke katode lebih besar dari tegangan maju
breakdown VBO, arus bocor yang dihasilkan cukup untuk membuat thyristor on.
Cara ini merusak dan harus dihindari.
• dv/dt.
Jika kecepatan peningkatan tegangan anode-katode cukup tinggi,arus pengisian
sumber kapasitor mungkin cukup untuk membuat thyristor on.Nilai arus pengisian
yang tinggi dapat merusak thyristor,dan devais harus diproteksi melawan dv/dt
yang tinggi.
• Arus
gerbang. Jika suatu thyristor diberi tegangan bias forward, injeksi arus
gerbang dengan menerapkan tegangan gerbang positif antara terminal gerbangdan
katode akan membuat thyeistor on. Ketika arus gerbang ditingkatkan, tegangan
forward blocking akan menurun
4. Thyristor OFF
Thyristor yang berada dalam keadaan on dapat dimatikan
dengan mengurangi arus maju ke tingkat di bawah arus holding IH.Ada beberapa
variasi teknik untuk membuat thyristor off.Pada semua teknik komutasi,arus
anode dipertahankan di bawah arus holding cukup lama,sehingga semua kelebihan
pembawa muatan pada keempat layer dapat dikeluarkan.
5. Pengertian komutasi sendiri (line commutated)
Tegangan masukannya bersifat bolak – balik, tegangan balik
muncul pada thyristor seketika setelah arus maju menuju ke nol.

6. Komutasi paksa (force commutated)

7. Perbedaan Thyristor dan TRIAC
Pada prinsipnya thyristor atau disebut juga dengan istilah
SCR (Silicon Controlled Rectifier) adalah suatu dioda yang dapat menghantar
bila diberikan arus gerbang (arus kemudi). Arus gerbang ini hanya diberikan
sekejap saja sudah cukup dan thyristor akan terus menghantar walaupun arus
gerbang sudah tidak ada. Ini berbeda dengan transistor yang harus diberi arus
basis terus menerus. Triac adalah thyristor yang bekerja untuk AC
8. Pengertian Konverter
Converter adalah suatu alat untuk mengkonversikan daya
listrik dari satu bentuk ke bentuk daya listrik lainnya.
Converter terbagi menjadi 5 jenis:
• Konverter
AC – DC (Rectifier)
• Konverter
AC – AC (Cycloconverter)
• Converter
DC – DC (DC Chopper)
• Konverter
DC – AC (Inverter)
• Penyearah:
rangkaian penyearah diode mengubah tegangan ac ke tegangan dc tetap. Tegangan
masukan ke penyearah dapat bersifat satu fasa ataupun tiga fasa
9. Prinsip kerja dari konversi AC ke DC
Nilai rata – rata dari tegangan output dapat dikendalikan
dengan mengubah – ubah conduction time dari thyristor satu sudut firing delay,
α. Inputnya dapat berupa sumber satu atau tiga fasa. Converter – converter ini
juga dikenal sebagai penyearah control.
10. Prinsip kerja dari konversi AC ke AC
Converter ini digunakan untuk memperoleh tegangan keluaran
ac variable dari sumber ac tetap dan
converter satu fasa dengan suatu TRIAC. Tegangan keluaran dikendalikan dengan
mengubah – ubah conduction time dari TRIAC atau sudut delay penyalaan, α. Tipe
converter ini dikenal juga sebagai controller tegangan ac.
11. Prinsip kerja dari konversi DC ke DC
Converter dc – dc juga dikenal sebagai dc chopper atau
pensaklaran regulator dan suatu rangkaian transistor chopper. Tegangan keluaran
rata – rata dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time t dan
transistor Q1. Jika T adalah periode chopping, maka t1 = δT. δ dikenal sebagai
sebagai duty cycle dari chopper-nya.
12. Prinsip kerja dari konvesi DC ke AC
Converter dc – ac dikenal juga sebagai inverter. Jika transistor
M1 dan M2 tersambung pada setengah periode, dan M3 dan M4 tersambung pada
setengah periode lainnya, keluaran akan berbentuk tegangan ac. Tegangan
keluaran dapat dikendalikan dengan mengubah – ubah conduction time dari
transistor.
13. Tahap yang diperlukan untuk merancang peralatan
Elektronika Daya
14. Efek pheriperal dari peralatan Elektronika Daya
15. Perbedaan karakteristik gate antara GTO dengan Thyristor
16. Mengapa catudaya switching lebih efisien disbanding
catudaya linier untuk ukuran daya lebih besar?
17. Apa yang dimaksud Duty cycle
Duty Cycle adalah proporsi waktu dimana komponen, perangkat,
atau sistem dioperasikan. Siklus tugas dapat dinyatakan sebagai rasio atau
presentase. MIsalkan drive disk beroperasi selama 1 detik, kemudian dimatikan
untuk 99 detik, kemudian dijalankan selama 1 detik lagi, dan seterusnya. Drive
berlangsung selama 1 dari 100 detik atau 1/100 dari waktu, dan siklus tugasnya
1/100 atau 1 persen.
Semakin banyak sirkuit mesin atau komponen yang digunakan,
semakin cepat akan aus. Oleh karena itu, semakin tinggi siklus tugas, semakin
pendek masa manfaat semua hal lain dianggap sama. Jika disk drive yang
disebutkan di atas memiliki harapan hidup 1.000.000 jam didasarkan pada siklus
tugas 1 persen, bahwa harapan perangkat yang sama mungkin akan menjadi sekitar
500.000 jam berdasarkan siklus tugas 2 persen, dan 2.000.000 jam berdasarkan
siklus tugas 0.5 persen.
0 Responses to “Tugas Elda Ke-1”
Posting Komentar